Why The Rich still Rich and The Poor still Poor
Hello welcome to Anisa Offical. Kali ini aku mau berbagi tips-tips mengelola keuangan. Mulai dari hal yang sederhana, lebih murah masak? atau beli makanan jadi? Baik..aku mau cerita based on pengalaman aku ya. aku mulai tinggal diluar kota dan living alone (menjadi perantau) sejak tahun 2014, ketika kuliah diluar kota. Waktu itu biasanya aku jarang masak (dont judge me) hahaha! biasanya aku beli masakan padang, menu favorit adalah ayam balado cabe ijo pake peyek udang, waktu itu total sekali makan kisaran 17rb sampai 20ribu. Lalu kalau malam aku juga engga masak, melainkan beli nasi goreng atau capcay dikisaran 13rb sd 15rb. Untuk sarapan biasanya saya prepare roti, cereal, susu, dan beli nasi kuning atau gorengan (seperti anak kuliahan pada umumnya).
Sebentar..ini katanya mau bahas tips mengelola keuangan, bukannya masak lebih murah ya?
Menurut saya betul masak itu bisa lebih murah kalau kebutuhan tubuh anda cukup dengan protein seperti telur, sayur, tahu, tempe sudah cukup. Nah hal yang orang seringkali lupa kalau setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Koq bisa? karena setiap orang memiliki pola makan yang diterapkan oleh orang tuanya berbeda-beda, ada orang tua yang dari muda anaknya dikasih sayur, telur dan tahu sudah cukup asupannya. tapi untuk orang yang dibesarkan orang tuanya dengan pola makan selalu lengkap ada ikan, daging sapi, atau daging ayam, tentunya berpengaruh juga pada kebutuhan tubuhnya.
Kalau saya hitung-hitung, jika kita punya anggota keluarga yang banyak, betul sekali masak bisa membuat hemat biaya. Namun setelah saya pertimbangkan dan pikirkan...untuk orang yang hidup sendiri merantau, kost, atau apartemen seringkali lebih murah jika beli masakan jadi, apalagi kalau tinggalnya di area yang dekat dengan lingkungan kampus atau sekolahan, banyak sekali kita bisa menemukan masakan-masakan yang harganya terjangkau. Saya ingat pernah datang ke sebuah kantin umum sebuah kampus ternama dikota Bandung, dengan uang 15ribu rupiah kita bisa memilih banyak sekali menu yang tersedia.
Ohiya, perkara masak atau beli ini juga bisa menjadi murah atau mahal bergantung pada kondisi kalian saat ini dan psikologi kalian saat ini loh. Pernah ga sih terpikirkan seringkali kita menjadi lebih banyak makan, lebih banyak spending untuk nongkrong dicafe, lebih spending ke mall, lebih banyak cari hiburan dan spending more and more boleh jadi karena kondisi kalian lagi kena stress atau kena pressure.
Saya selalu percaya hati yang tenang, kondisi mental health yang sehat seringkali membuat kita bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan. Pikiran yang jernih juga bisa menghasilkan keputusan-keputusan keuangan yang lebih bijak.
Di youtube, televisi seringkali orang membagikan tips-tips hemat, memangkas biaya, saving money. Saya juga suka nonton tema-tema tersebut, tetapi ketika menginjak usia dewasa saya sadar kalau menaikkan value, investasi ke diri sendiri jauh lebih penting ketimbang sibuk memangkas biaya agar hemat.
Saya bukan orang yang ahli dalam hal investasi seperti saham, dll..tetapi yang ingin saya bagikan adalah seringkali orang memiliki masalah finansial sesederhana karena tidak menjaga kondisi tubuh, tidak berusaha menjaga kesehatan.
Dalam bidang pekerjaan, sebagai seorang praktisi human resources, saya seringkali menemukan fenomena unik ini : Sebutlah ada 2 orang karyawan disebuah perusahaan. si A menjaga kesehatan dengan baik, sering masuk kerja dan kehadirannya 100%. Karena sehat karyawan ini bisa berprestasi dan memperoleh banyak perjalanan bisnis dan proyek yang menghasilkan uang setiap tahun memperoleh kenaikan salary. sementara si B tidak menjaga kesehatan, sering sakit dan ga masuk kerja, atasan ditempat kerja menjadi kurang simpati terhadap karyawan ini, tidak ingin melanjutkan kontrak, tidak ingin menaikkan salarynya. akhirnya memutuskan tidak mau memberikan proyek tambahan, bahkan atasannya berpikir untuk tidak lagi menghirenya.
Jadi, masih yakin kalau memangkas budget itu satu-satunya cara membuat anda kaya? please think again..
Comments
Post a Comment