Zona Nyaman? Pendirian Bergantung Orang Lain
Zona Nyaman? Pendirian Bergantung Orang Lain
Mungkin beberapa berpikir, pergi merantau menunjukkan ketidaksayangan pada orang tua, padahal tidak bisa dipungkiri, setiap individu membutuhkan pengalaman-pengalaman baru yang tidak didapatkan dilingkungan keluarga, saudara dan orang tua.
Lebih mirisnya, beberapa bahkan menggantungkan pilihan mereka pada apa yang menjadi keinginan orang tuanya, padahal usianya mungkin sudah 20 tahun keatas, mereka masih belum bisa membuat keputusan sendiri ,inilah yang disebut zona nyaman. Lalu Apabila mereka terbiasa hidup dengan bergantung pada orang terdekat, jika suatu ketika orang terdekat itu pergi maka mereka tak terbiasa mengurus diri mereka sendiri, terbiasa dimasakin, terbiasa diantar dan terbiasa terbiasa terbiasa..
Itulah alasannya bahwa penting sekali untuk bisa menentukan jalan hidup, dimana kita mau tinggal? di mana
kita mau bekerja? siapa yang mau kita jadikan pasangan? seorang individu harus bisa hidup mandiri. Dan tidak bisa dipungkiri hidup itu selalu ada perpisahan kalau kita nggak terbiasa sendiri nggak terbiasa membuat pilihan-pilihan, maka orang lainlah yang akan menentukan pilihan kita, membuat prioritas untuk hidup kita selamanya kita tidak punya pendirian.
Tantangan dan halangan, rintangan banyak terjadi saat kita keluar dari zona nyaman kita, sementara zona nyaman akan membuat kita terlena dan tidak berkembang, lalu cirinya kita sedang berada di zona nyaman yang pertama adalah bahwa kita tidak belajar sesuatu yang baru, semuanya terlalu terpola dengan hal-hal yang sama, yang kita kerjakan setiap harinya. Saat kita kesulitan untuk bertemu dengan orang baru, saat keputusan-keputusan penting kita berkaitan dengan pendidikan kesehatan hidup semuanya dipegang oleh orang lain itulah zona nyaman.
Aku jadi teringat tentang negara-negara maju di luar sana, yang mana anak muda terbiasa merantau, terbiasa untuk keluar dari kota domisili mereka dan di sana usia 17 tahun mereka sudah bisa menghidupi diri sendiri terutama dalam hal penghasilan dan tidak bergantung kepada orang tua.
Aku pun jadi teringat ada seorang anak usia 19 tahun yang aku temui di bis hari ini, rumahnya cukup jauh dari perkotaan, ia harus menempuh perjalanan hingga 5 jam perjalanan dari kota perantauan, dan dari sana dia pergi sendiri, mencari penghasilan sendiri.
Anak ini di usianya yang masih belasan tahun ia sudah bisa keluar dari zona nyaman, sudah bisa hidup mandiri dan sudah bisa menentukan pilihan pilihannya sendiri ia memperoleh pekerjaan yang kupikir seharusnya lulusan sarjana yang memperoleh pekerjaan itu bukan lulusan SMA tapi dia membuktikan bahwa meskipun pendidikan dia tidak setinggi sarjana, tapi ia dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
Saat aku lihat anak ini, tekadnya, caranya berpikir, caranya berbicara semuanya telah bisa menunjukkan kedewasaan. Bahkan tergelitik hatiku saat ia berkata : nanti aku mau jadi pengusaha, kalau selamanya jadi karyawan ya penghasilannya tetap saja segitu. Disaat semua orang mencari zona nyaman, anak ini sedang membangun impiannya. A
Comments
Post a Comment