Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi Pertanggungjawaban
Konsep Akuntansi Pertanggungjawaban
Sistem
akuntansi
yang digunakan
untuk
mengukur
kinerja
manajer
dari
setiap
pusat
pertanggungjawaban
berdasarkan
hasil-hasil
yang dicapai
dalam
pengoperasian
pertanggungjawaban
Sistem
akuntansi
yang dirancang
untuk
mencatat
dan
melaporkan
pendapatan
dan/atau
biaya
yang timbul
akibat
pelaksanaan
suatu
aktivtas
kepada
manajer
yang bertanggungjawab
terhadap
aktivitas
tersebut
Tujuan akuntansi pertanggungjawaban
Setiap
manajer
pada
departemen
yang diberikan
wewenang
dalam
mengelola,
melaksanakan,
atau
pekerjaan
menyangkut
aktiva,
pendapatan,
biaya
wajib
melaporkan
hasil
yang telah
dicapai
Menyediakan
informasi
yang dapat
digunakan
oleh
manajemen
untuk
mengevaluasi
efisiensi
penggunaan
sumber
daya
organisasi
Aliran Pertangungjawaban dan Wewenang
Keterkaitan Struktur organisasi dan pelaporan pertanggungjawaban
Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban
-COST CENTER
-REVENUE CENTER
-ASSET CENTER
-INVESTMENT CENTER
PEMBEBANAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA
Pertangungjawaban biaya dapat dilakukan berdasarkan dua sistem :
1.Pertanggungjawaban Biaya sistem Tradisional
2.Pertanggungjawaban Biaya sistem Activity
Based Responsibility (ABR)
1).
PERTANGGUNGJAWABAN
BIAYA SISTEM TRADISIONAL
•Pertanggungtawaban
biaya dibebankan pada bagian dimana biaya dialokasikan dan digunakan dalam
melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggungjawab departemen bersangkutan
•Bagian yang melaksanakan suatu pekerjaan atau aktivitas bertanggungjawab
terhadap seluruh penggunaan anggaran yang telah diusulkan oleh bagian
bersangkutan
Beban Dept. Pemakai=(Jumlah Kapasitas Dipakai)/(Total kapasitas Pemakaian ) x TC
Metode Pembebanan Berdasarkan Fixed Cost dan
Variable Cost
Biaya
Tetap
Pemakai=(Jumlah Kapasitas Dipakai)/(Total kapasitas Pemakaian) x TFC
Biaya Variabel Pemakai=TVC/(Total kapasitas Pemakaian) x Jumlah Dipakai
Metode Pembebanan dasar pemakaian
Beban Dept. Pemakai=TC/(Total kapasitas Tersedia) x Jumlah Kapasitas Dipakai
Contoh
:
Perhitungan pembebanan listrik yang dipertanggungjawabkan oleh departemen pemakai
listrik.
Dept Listrik memiliki kemampuan menghasilkan daya sebesar 180.000 Kwh dengan biaya
KWh Rp. 1.600.000 terdiri dari Biaya Tetap Rp. 300.000,- Biaya Variabel Rp. 1.300.000,-
mensuplay listrik pada Dept A sebesar 50.000 Kwh dan Dept B sebesar 30.000 Kwh. Kapasitas
pemakaian yang dianggarkan (cadangan kapasitas) sebesar 100.000 kwh
Alokasi biaya departemen dapat dilakukan dengan 3 cara. Masing-masing cara dapat
digunakan sebagai dasar untuk memotivasi manajemen berprestasi
Opsi 1. Biaya menjadi pertanggungjawaban dept listrik
Opsi 2 . Dialokasikan pada dept pemakai
Data Departemen
Listrik
|
||
Biaya Tetap
|
Rp.300.000,-
|
|
Biaya Variabel
|
Rp.1.300.000,-
|
|
Total biaya listrik per bulan
|
Rp.1.600.000,-
|
|
Kapasitas tersedia
|
180.000 Kwh
|
|
Suplay Dept A
|
50.000 Kwh
|
|
Suplay Dept B
|
30.000 Kwh
|
|
Jumlah Pemakaian
|
80.000.Kwh
|
|
Kapasitas Dianggarkan
|
100.000 Kwh
|
Metode 1
Pembebanan Pemakaian
Pembebanan Pemakaian
Departemen
|
Perhitungan
|
Biaya
Pertanggungjawaban
|
A
|
(50.000 : 80.000) x
Rp. 1.600.000
|
Rp. 1.000.000
|
B
|
(30.000 : 80.000) x
Rp. 1.600.000
|
Rp. 600.000
|
Total Biaya
|
Rp. 1.600.000
|
Metode pembebanan tanggungjawab biaya listrik
Metode 1 : Pembebanan dasar kapasitas Pelayanan
|
Beban
Tambahan
|
||||
Dept A
|
(50.000 : 100.000)x Rp.1.600.000
|
Rp. 800.000
|
Rp. 200.000
|
Rp.1.000.000
|
|
Dept B
|
(30.000 : 100.000)x Rp.1.600.000
|
Rp.480.000
|
Rp. 120.000
|
Rp. 600.000
|
|
Rp. 1.280.000
|
Rp.1.600.000
|
||||
Kap tidak terpakai
|
(20.000 : 100.000)x Rp.1.600.000
(dicadangkan 100.000 kwh, digunakan sebesar 80.000
kwh sebesar 20.000 kwh yang harus dibebankan pada masing-masing departemen
|
Rp. 320.000
|
|||
Jumlah pembebanan
|
Rp.1.600.000
|
||||
Kapasitas dipakai dan kapasitas
yang tidak dipakai harus dipertanggungjawabkan kedua-duanya.
|
|||||
Metode 2 : Pembebanan dasar kapasitas Pelayanan dan
pemakaian
DEPTEMEN A
|
|||
Biaya Tetap
|
(50.000 : 80.000)x Rp. 300.000,-
|
Rp.187.500
|
|
Biaya Variabel
|
(Rp.1.300.000 : 80.000) x 50.000 Kwh
|
Rp.812.500
|
|
Jumlah
|
Rp. 1.000.000
|
||
DEPARTEMEN B
|
|||
Biaya Tetap
|
(30.000 : 80.000)x Rp.300.000,-
|
Rp.112.500
|
|
Biaya Variabel
|
(Rp.1.300.000 : 80.000) x 30.000 Kwh
|
Rp.487.500
|
|
Jumlah
|
Rp.600.000
|
||
Jumlah pembanan
|
Rp.1.600.000
|
||
Pembebanan
tanggungjawab dengan dua cara :
1) Biaya
tetap dibebankan berdasarkan jumlah kapasitas untuk kebutuhan pokok dept
pemakai.
2) Biaya
varriabel dibebankan berdasarkan pemakaian jasa oleh dept pemakai
|
Metode 3 : PembebaNan
dasar Pemakaian
Dept A
|
(Rp.1.600.000 : 180.000) X 50.000 Kwh
|
Rp.444.444,-
|
Dept B
|
(Rp.1.600.000 : 180.000) X 30.000 Kwh
|
Rp.266.667,-
|
Kap. Dianggarkan
|
(Rp.1.600.000 : 180.000) X 100.000 Kwh
|
Rp. 888.889,-
|
Jumlah
|
Rp.1.600.000,-
|
|
Pembebanan tanggungjawab
diasumsikan bahwa cadangan tidak dibebankan pada departemen pemakai yakni
Dep. A dan Dept. B akan tetapi dibebankan pada departemen pembangkit listrik,
departemen A & B hanya bertanggungjawab terhadap jumlah kapasitas yang
dipakainya saja.
|
2). PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA SISTEM Activity Based
Responsibilitty
• BIAYA
PENAMBAH NILAI
Biaya
Penambah Nilai = Kuantitas Ideal Cost
Driver (KICD) x Harga Standar/unit CD
• BIAYA
BUKAN PENAMBAHAN NILAI
Biaya Bukan Penambah Nilai= (KICD – KSCD) x
Harga Standar/unit CD
Keterangan :
KICD = Kuantitas Ideal Cost Driver
KSCD =
Kuantitas sesungguhnya Cost Driver yang digunakan
HS/unit CD =
Harga Standar per unit Cost Driver
Contoh :
Komponen Cost Driver (Tingkat ideal CD)
Komponen Cost Driver (Tingkat ideal CD)
Aktivitas
|
CD
Cost Driver
|
KICD
Kuantitas Ideal Cost
Driver
|
KSCD
Kuantitas
sesungguhnya Cost Driver yang digunakan
|
HSCD
(Rp)
Harga Standar per
unit Cost Driver
|
Pemakaian Bhn Baku
|
Kg
|
150.000
|
175.000
|
2.000
|
Tenaga Lisrik
|
Kwh
|
30.000
|
35.000
|
4.000
|
Set Up
|
Jam Setup
|
40.000
|
2.500
|
|
Inspeksi
|
Jam Inspk
|
20.000
|
3.000
|
Aktivitas
|
Biaya
Penambahan nilai
|
Biaya Bukan
Penambahan nilai
|
Biaya sesungguhnya
|
Pemakaian Bhn Baku
|
300.000.000
|
50.000.000
|
350.000.000
|
Tenaga Lisrik
|
120.000.000
|
20.000.000
|
140.000.000
|
Set Up
|
100.000.000
|
100.000.000
|
|
Inspeksi
|
60.000.000
|
60.000.000
|
|
Jumlah
|
420.000.000
|
230.000.000
|
650.000.000
|
Keterangan :
|
||
* KICD X
HSCD =
|
150.000 x Rp.2000
|
= Rp. 300.000.000,-
|
=
|
30.000 x Rp.4.000
|
= Rp. 120.000.000,-
|
** (KICD – KSCD) HSCD =
|
(150.000 – 175.000) x Rp.2000
|
= Rp. 50.000.000,-
|
(30.000 – 35.000) x Rp. 4000
|
= Rp. 20.000.000,-
|
|
*** (KSCD x HSCD)
=
|
40.000 x Rp. 2500
|
= Rp.100.000.000
|
20.000 x Rp. 3000
|
=Rp.
60.000.000
|
SOAL
Departemen Transportasi menyediakan sarana angkutan bagi departemen dan kantor didalam perusahaan. Data dari departemen Transportasi sebagai berikut :
Departemen Transportasi menyediakan sarana angkutan bagi departemen dan kantor didalam perusahaan. Data dari departemen Transportasi sebagai berikut :
DEPARTEMEN PEMAKAI
|
JUMLAH JAM
|
Departemen Pemasaran
|
60.000
|
Departemen Produksi
|
30.000
|
Departemen Penjualan
|
90.000
|
Kantor Pusat
|
20.000
|
Jumlah Pemakaian
|
200.000
|
Jumlah jam yang
disediakan dalam 1 tahun
|
420.000
|
Jumlah Jam pemakai
yang dianggarkan dalam 1 tahun
|
220.000
|
ALOKASI BIAYA YANG DIANGGARKAN
|
(Rp)
|
Biaya Tetap
|
50.000.000
|
Total Biaya Variabel
|
120.000.000
|
1), Hitung pertanggungjawaban biaya dengan 3 metode
berdasarkan 2 opsi
pembebanan
berdasarkan realisasi dalam 1 tahun
2). Lengkapi dengan analisis
Comments
Post a Comment