Operasi Gigi Bungsu di RSKGM Kota Bandung
Cerita Operasi Gigi Bungsu Part 1
Sebagai mahasiswi sekaligus pekerja, rutinitas saya cukup padat, tapi setiap hari gigi saya nyuttt...nyutt...aduh sakit dan sakit kepala huhu. Usia saya menginjak 25 tahun, katanya usia 25 itu biasanya orang mengalami quorter life crisis, dan saya merasa sedang mengalaminya, skripsi saya belum selesai dan kondisi kesehatan saya memprihatinkan. Baiklah akhirnya pada bulan Oktober 2020 saya memutuskan untuk cek ke dokter gigi, waktu itu saya pergi ke Tami Dental Clinik yang ada disekitar buah batu Bandung. Saat sampai didepan klinik rupanya belum buka, akhirnya saya kembali lagi ke kosan saya sarapan lalu menyikat gigi.
Kalau tidak salah saya kembali lagi ke klinik tersebut pukul 10.00, dan antrian sedang kosong, jadi saya pasien pertama hehe mungkin karena situasi sedang pandemik Covid 19 jadi tidak banyak orang berani datang ke dokter gigi. kemudian sebelum masuk saya tanya dulu ke resepsionisnya, waktu itu sepertinya resepsionisnya perawat disana karena memakai pakaian hijau khas tenaga medis itu saya gatau itu namanya pakaian apa, tapi saya biasa melihatnya difilm yang bertema rumah sakit saja..
"Permisi, mau tanya mas untuk biaya konsultasinya berapa ya?"
"Sekitar 100 ribu teh, namun karena sedang pandemik ada biaya tambahan untuk APD ya 50 ribu"
"Oh baik mas, kalau untuk cabut gigi geraham bungsu?"
"Kalau untuk cabut gigi tergantung, karena setiap masalah gigi kan berbeda ya teh, kalau saran saya konsultasi dulu saja untuk dicek ya, soalnya cabut gigi dengan operasi gigi (odontektomi) berbeda teh'
"Baik mas terimakasih.."
Masnya sangat ramah dan informatif hehe sebagai mahasiswa yang punya jiwa kritis saya selalu bertanya dulu harga apapun wkwkw... maklum anak rantau juga saya harus pandai mengatur keuangan.
Akhirnya saya duduk dikursi membuka mulut dan dokter perempuan dengan APD lengkap mengecek kesehatan gigi saya, awalnya saya tenang-tenang saja sampai dokternya bilang..
"Kalau ini harus dioperasi teh, namanya odontektomi. Kemungkinan gigi bungsunya miring, dan impaksi, kalau lebih pastinya teteh bisa rongent gigi terlebih dahulu yaitu rongent panoramik, kalau mau operasi gigi disini bisa, nanti kami datangkan untuk dokter bedah giginya ya. Kira-kira mau kapan operasinya teh?"
"Operasi?" aku lemes dong, seumur hidup aku tak pernah punya masalah gigi huhu.
"Iya, teh nanti saya buatkan dulu ya surat rujukan untuk rongent panoramik di Pramita Klinik."
"Ohh, untuk biaya operasinya berapa ya?"
"Ini sekitar 3 juta teh, tapi perlu rongent terlebih dahulu ya sebelum operasi"
"Oh, kalau begitu untuk jadwal operasinya saya belum bisa sekarang sepertinya dok karena jadwal saya cukup padat kuliah sambil bekerja"
"Baik, untuk surat rujukannya saya buatkan dulu ya"
Saya membayar biaya konsultasi sebesar 150k dan menemukan tulisan pada surat keterangan dokter : impaksi 38 tindakan odontektomi huhuhuhuuu....
Akhirnya saya membawa surat rujukan untuk rongent ke pramita dan pikiran saya dipenuhi dengan kata "operasi", tapi karena memang saya orang yang penuh perencanaan dalam bertindak wkwk akhirnya sebelum pergi ke pramita saya searching-searching dulu biaya rongent panoramik. Dan saat lihat harga rongent panoramik kisaran 400k jiwa misquen saya meronta wkwk...
akhirnya saya memutuskan untuk tidak melakukannya wkwk..dan pergi ke apotek kimia farma karena sakit gigi ini semakin menjadi...
"Permisi ada obat penahan rasa sakit?"
"Apa mba?"
"Obat penahan rasa sakit!!" suara saya memang serak dan lemah gitu, makkanya harus agak keras
"Oh ada mba, ini mba harganya Rp 80 ribu satu strip"
"Ada yang lebih ekonomis engga mba?"
"Ada mba yang ini Rp 24 ribu satu strip"
"Oke mba, yang Rp 24 ribu saja"
Selama beberapa bulan saya minum obat penahan rasa sakit mereknya "TOPGESIC MEFENAMIC ACID" obatnya sangat manjur, saya tidak merasakan nyeri apa-apa, tapi setiap saya menyetir kendaraan rasanya pandangan saya berbayang, agak ngantuk juga ya. Dan kalau saya ga minum obatnya gigi saya masih kembali sakit seperti biasa hingga setiap tengah malam saya bangun dan nangis karena pusing.
Lalu karena saya mulai khawatir kalau harus bergantung pada obat, akhirnya saya memutuskan untuk operasi gigi bungsu dengan BPJS. karena kan kalau tanpa BPJS biayanya lumayan mahal wkwk..
Saya pergi ke faskes, faskes saya ada di Klinik Imunologi Biofarma. Dulu waktu saya pertama bekerja, saya memang ingin sekali faskesnya di biofarma, kenapa? karena logikanya begini kalau faskes kita ditengah kota kemungkinan kita dirujuk ke rumah sakit yang ditengah kota dong, dengan fasilitas yang bagus wkwk..maaf saya hanya berasumsi ya, dan ternyata pelayanan surat rujukan disini sangat cepat, sudah sesuai nomor antrian juga, akhirnya saya memperoleh surat rujukan ke Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Bandung (RSKGM Bandung), bangunannya warna ungu cukup dekat dari jalan riau dan gedung sate.
Sesampainya di RSKGM dan sampai di pos satpam saya memperoleh informasi
"Teh, sekarang harus daftar online untuk dapat nomor antriannya, coba teteh download dulu di aplikasi playstore ya"
Setelah saya instal aplikasinya, saya mencoba mendapatkan nomor antrian tetapi rupanya antrian sudah habis dan jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, saya kesiangan huhuhu...
"Biasanya jam 8 antriannya sudah habis teh, teteh coba lagi saja jam 5 pagi ya" kata ibu satpam
"Oh baik bu.."
Singkat cerita pada saat itu saya sudah tidak ngekos dibandung, alhasil saya harus menyewa penginapan karena jam 5 pagi kan siapa tau dapat nomor antrian hari itu juga kan hehe..
Besoknya jam setengah 5 saya pergi dari penginapan dan berhenti tepat didepan RSKGM sambil membuka aplikasi, dan jeng jeng jeng Alhamdulillah saya dapat nomor antrian hahaha tapi 5 hari dari sekarang. Oke baiklah ini artinya saya harus pulang ke rumah dulu saja..
Lalu akhirnya hari yang ditunggu tiba, saya sudah memperoleh jadwal dengan dokter bedah gigi lalu saya datang dan menunjukkan nomor antrian di pos keamanan, tes screening covid (jadi ada semacam tes yang dilaksanakan pada pukul enam hingga sekitar jam tujuh untuk cek screening covid", kemudian saya diukur tensi dan ini yang cukup mengagetkan...
Karena saya menyetir motor dari luar kota subuh-subuh sekitar jam empat, dan sampai di RS sekitar jam setengah tujuh, suhu tubuh saya sangat dingin, ditambah tubuh saya sepertinya kecapean, beberapa kali ditensi perawatnya mengerutkan dahi, mungkin bingung mengapa suhu tubuhnya sangat rendah, warna kulit saya yang agak putih pun tampak pucat apalagi saya belum sempat sarapan, hingga saat saya sudah berada dilantai 3 didepan ruang bedah mulut, ada pengumuman halo halo dari speaker
"Kepada pasien atas nama Anisa ditunggu didepan ruang UGD.."
Tiba-tiba semua orang melihat ke arah saya, rasanya tuh kayak jadi artis yang diliput wartawan guys, malu, semua mata memandang, dan uniknya pada saat itu sedang banyak pasien orang tua jadi saya beda sendiri gitu, anak muda datang ke rumah sakit dan disuruh ke UGD. Orang-orang yang melihat saya tuh seakan bilang : "saya bantu turun ke bawah ya dek, kayaknya adek udah parah"
saya kemudian mengetuk pintu ruang UGD dan ternyata sudah ada pasien didalam hehe, malu juga.., saya cukup lama berjalan dari lantai 3 ke lantai 1.
dan akhirnya beberapa menit kemudian saya dipanggil kembali untuk masuk dan saya menyerahkan surat keterangan sehat pada saat saya cek gigi di klinik dan yang buat saya kaget
"Gigi xxx Karies, impaksi, karies, teteh kesulitan menjangkau gigi belakang saat menyikat gigi ya?"
"Iya dok hehe"
"Kalau saya sarankan, ganti sikat gigi ke ukuran yg lebih kecil ya, yang belakang karies cukup parah dan ternyata berdasarkan hasil cek, 2 gigi bawah saya impaksi dan 2 bagian atas karies parah artinya
"Selamat anisa, harus operasi gigi empat-empatnya" dalam hati saya...
lalu dokter membuatkan surat rujuk untuk rongent panoramik, bersyukurnya saya karena saya punya BPJS saya tidak harus membayar sepeserpun. Kalau tidak pakai BPJS kalau tidak salah untuk rongent panoramik di RSKGM sekitar 150 ribu.
setelah rongent panoramik, saya dijadwalkan untuk operasi gigi bungsu 1 minggu kemudian..
haduh..dag dig dug, tapi karena pakai BPJS operasi giginya tidak bisa sekaligus, harus satu-satu. Ya tidak apa-apa lagipula gigi yg paling menyakitkan hanya 1 yang lainnya hanya mendukung kesakitan saya wkwkwk
Waktu itu seperti biasa sebagai wanita yang kritis dan cukup cerewet saya menanyakan berbagai pertanyaan kepada perawat yang menjadwalkan saya untuk operasi
"Mas, kalau nanti setelah operasi gigi boleh ga saya nyetir luar kota?"
"Belum boleh teteh, setelah operasi teteh akan bergantung pada obat, kalau teteh tidak makan obatnya teteh kesakitan"
"Oh baiklah.." fix berarti saya operasi harus ada yang antar
Dan hari operasi pun tiba, saya harap harap cemas dari mulai saya menunggu didepan ruangannya sampai sudah masuk pun masih haahaha kalau ingat, lucu sekali, padahal dokter dan perawatnya sangat baik dan ramah, beberapa kali bilang maaf ya, sebentar ya, buka lagi yaa dan sebelum operasi mengajak saya mengobrol untuk mencairkan suasana..
"kenapa kaku gitu teh? hehe"
"iya dok pertama kali operasi hehehe"
Nah operasi saya ini bius lokal, karena yang dicabut hanya satu gigi. dan pada saat pencabutan ternyata akar gigi saya ini sangat kuat wkwk, mungkin karena saya penggemar produk dairy, yoghurt dan susu saya selalu minum setiap hari, pantas saja saat dicabut cukup sulit, hingga harus beberapa kali dipotong baru bisa dicabut. Untuk proses operasinya tidak sakit koq, yang buat ngilu hanya suara mesin pemotongnya saja. dan saat dokter dan perawatnya memegangi dan menekan rahang pun tidak terasa sakit hanya grogi saja saya dan degdegan..
"Buka lagi teh"
"Buka lebih lebar teh"
"Sabar ya teh, buka lebih lebar yaaa"
Saya memejamkan mata saja hehe hingga operasinya selesai. karena saya merem, saya jadi membayangkan, oh begini ya dagdigdugnya masuk rumah sakit hhehe..
dan Alhamdulillah operasi giginya lancar...terimakasih dokter dan perawat yang sangat sabar dan ceria. saya sangat bersyukur sekali. Nanti saya lanjut lagi cerita setelah operasi gigi yaa... saya cukup pegal menulisnya..
Comments
Post a Comment