EMOTIONAL DECLUTTERING LIFE - MINIMALIST DALAM BERMEDIA SOSIAL

EMOTIONAL DECLUTTERING LIFE  

MINIMALIST DALAM BERMEDIA SOSIAL

Ini pertama kalinya saya menulis blog karena merasa ada sesuatu yang perlu saya ubah dalam diri saya. Saya salah satu dari orang yang sangat suka membuat status di media sosial (chat) you know lah..

beberapa waktu ini, saya sedang ada di fase critical life crisis, yang mana saya merasa energi, kepercayaan diri dan harapan yang saya miliki tidak sebanyak biasanya, biasanya saya orang yang sangat optimis dan confident pada keputusan yang saya ambil, dan harapan yang saya inginkan. 

Dalam posisi dimana saya merasa sedang ada difase yang dinamakan titik terendah, seringkali status-status dimedia sosial dari teman dll membuat perasaan dan pikiran saya merasa tidak baik, saya kadang tidak mengerti mengapa ada orang yang bertengkar dimedia sosial dan saling mengkritisi satu sama lain, dengan kata-kata yang menurut saya "seram", ada juga yang menulis kata-kata bijak yang endingnya diakhiri dengan saling sindir, dan ada juga yang bergalau ria dimedia sosial, meski ada juga teman-teman yang dengan baik hati memposting sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain misalnya memposting iklan lowongan kerja, butuh donor darah, bantuan amal dan video atau sesuatu yang menghibur.

Untuk orang-orang yang sering membuat postingan bermanfaat dan menghibur saya keep nomor telepon mereka, sehingga saya masih bisa melihat status yang mereka buat. Namun dengan berat hati, untuk teman, mantan rekan atau siapapun yang sering bertengkar, saling menyindir di media sosial atau membuat postingan yang meresahkan, saya menghapus nomor telepon mereka dari hp saya dan menyimpan nomor mereka dibuku jurnal saya, disini saya tidak memblokir mereka dan mereka bisa mengkontak saya kapan saja, namun saya tidak lagi dapat melihat status terbaru mereka. Alasan saya tidak memblokir adalah, karena saya masih menganggap mereka adalah orang yang bisa berubah, saya akan coba beberapa minggu menaruh nomor-nomor tersebut di jurnal saya, dan jika menunjukkan perubahan ketika saya mencoba memasukkan nomor mereka lagi, mungkin saya akan keep lagi nomornya, tapi kalau masih suka membuat status yang meresahkan, akan saya keep lagi dijurnal :)

Setidaknya saya tidak lagi harus melihat latar merah marun dengan tulisan kasar dimedia sosial hehe...

pikiran dan perasaan saya harus dijaga sebaik mungkin dari hal-hal yang membuat saya resah... 

dan saya merasa dampaknya luar biasa, saya lebih nyaman menggunakan media sosial (chat) saya, dan hp saya tidak lagi ngeheng karena banyaknya status yang masuk secara otomatis ke penyimpanan. 

Mungkin beberapa orang masih belum tau bahwa, status orang lain bisa secara otomatis tersimpan di hp kita, inilah yang seringkali membuat memori hp tidak cukup dan selalu penuh. Kemudian, saya juga keluar dari grup-grup yang seringkali membuat saya merasa tidak nyaman, misalnya satu hari grup tersebut dapat posting hingga 500-1000 pesan yang isinya hanya gurauan atau hal-hal yang tidak menarik minat saya.

Pada saat saya sedang berusaha bangkit dan memperbaiki kehidupan saya, sebaik mungkin saya harus menjaga perasaan dan fikiran pada hal-hal yang lebih positif, baik dan menenangkan.

Selain itu, saya juga meninggalkan lingkungan yang seringkali disana sibuk menyalahkan satu orang, membully, melakukan kekerasa emosional atau lingkungan yang hanya melihat kita dari apa yang kita miliki. Diusia saya yang ke 25 saya ingin menjaga relasi saya dan dikelilingi oleh orang-orang yang sama-sama punya tujuan, semangat dan saling membangun, alhamdulillah saya menemukan lingkungan tersebut. mungkin saya cukup selektif dalam bergaul, tetapi saya merasakan manfaat yang luar biasa..

Comments

Popular Posts