KEDUDUKAN RENCANA BISNIS - 17 FEBRUARI SD 23 FEBRUARI 2020
BUSINESS PLANNING
KENI KANIAWATI SE.M.SI
FAKULTAS
BISNIS MANAJEMEN
UNIVERSITAS
WIDYATAMA
2020
BAB II
KEDUDUKAN RENCANA BISNIS
DALAM MANAJEMEN STRATEGIS
OLEH ; KENI KANIAWATI
SE.M.SI
TUJUAN:
Mahasiswa mampu Memutuskan kedudukan Rencana Bisnia dalam
Manajemen Srategis.
§ Mampu
menjelaskan Kedudukan rencana bisnis dalam manajemen strategis dilihat dari
Struktur organisasi dan Skala Usaha Perusahaan
§ Mampu
menjelaskan Rencana Bisnis dan Usaha kecil inovatif
§ Mampu
dan menjelaskan bentuk-bentuk Inovasi
§ Mampu
dan menjelaskanSumber-sumber Inovasi Usaha
§ Mampu
menjelaskan Kedudukan rencana bisnis dalam manajemen strategis dilihat dari
Jenis perusahaan
§ Mampu
menjelaskan Rencana bisnis sebagai bagian dari manajemen Strategis
§ Mampu
menjelaskan Model pengembangan manajemen Strategis.
RENCANA BISNIS
Setiap
bisnis membutuhkan rencana bisnis –terutama bisnis baru dan bisnis yang
mengharapkan perubahan atau pertumbuhan. Sayangnya, banyak pebisnis yang hanya
memiliki sedikit pengalaman dalam membuat rencana bisnis. Mereka tidak
mengetahui alasan mengapa mereka membuat rencana bisnis atau untuk siapa
rencana tersebut sesungguhnya ditujukan. Lemahnya pemahaman mengenai
perencanaan bisnis sering menyebabkan kegagalan bagi sebuah bisnis. Hal itu
menyebabkan perencanaan strategis adalah kunci sukses untuk mengembangkan
bisnis. Rencana bisnis berfokus pada tercapainya sebuah tujuan. Tentunya tujuan
bagi sebuah usaha adalah keuntungan dan keberlangsungan usaha. Sukses sebuah
bisnis ditentukan dalam perencanaan strategis dan langkah-langkah usaha untuk
menerapkan rencana tersebut. Dalam menyusun rencana bisnis tentu memiliki
maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Rencana bisnis biasanya disusun dengan
maksud dan tujuan :
1. Memulai sebuah BISNIS BARU,
2. Menjalankan dan MENGEMBANGKAN
USAHA,
3. Mengajukan permohonan
pembiayaan/KREDIT.
Point terakhir
biasanya merupakan tujuan dan sekaligus alasan kebanyakan orang mengapa mereka
menyusun rencana bisnis. Namun demikian, semakin banyak orang menyadari bahwa
rencana bisnis juga penting bagi pengelola bisnis untuk dijadikan pedoman dan
panduan dalam berusaha. Sebuah rencana bisnis yang baik bisa membantu
meyakinkan investor atau kreditor untuk memberikan modal yang dibutuhkan.
Sebaliknya, rencana bisnis yang buruk bisa berdampak negatif terhadap bisnis.
Semakin kuat rencana bisnis –semakin kuat profesionalisme dan persuativitasnya
–semakin besar kesempatan untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan. Paparan di
atas memberikan pemahaman bahwa betapa pentingnya rencana bisnis bagi
perusahaan yang baru mulai; yang membutuhkan Perencanaan dan Pengembangan
Bisnis serta dukungan
keuangan yang besar; dan yang berencana untuk go public di masa mendatang.
Tetapi, jika penyusunan rencana bisnis bukan untuk salah satu tujuan di atas,
apa perlunya rencana bisnis tersebut? Jawabannya adalah jika seluruh perusahaan
dibiayai dana pribadi; jika perusahaan tidak pernah berpikir untuk mengambil
pinjaman baik jangka pendek maupun panjang; jika perusahaan tidak pernah
mengambil kredit; jika perusahaan tidak pernah berencana untuk tumbuh dan
menjadi lebih besar daripada yang ada sekarang ini; maka benar bahwa perusahaan
tidak membutuhkan rencana bisnis. Akan tetapi, jika perusahaan membutuhkan
suntikan dana besar untuk membuatnya bertahan di fase awal, misalnya atau untuk
mendanai rencana ekspansi maka perusahaan pasti membutuhkan rencana bisnis.
Pertanyaannya adalah mengapa para kreditor dan investor ingin melihat rencana
bisnis?
Berikut ini
beberapa alasan:
1. Rencana bisnis selalu mengandung informasi
keuangan –historis, sekarang maupun yang akan datang–.
2. Rencana
bisnis memberikan penjelasan mengenai perusahaan dan pasarnya.
3. Rencana
bisnis memuat seluruh rencana dan strategi perusahaan untuk memperoleh
kesuksesan.
4. Rencana
bisnis memberitahukan kepada mitra keuangan potensial tentang perusahaan.
Ringkasnya, sebuah rencana bisnis mengandung semua yang dibutuhkan para
investor dan kreditor potensial untuk keputusan memberikan atau tidak
memberikan investasi atau pinjaman. Tanpa rencana bisnis, perusahaan tidak akan
pernah mendapatkannya. Berikut adalah ilustrasi betapa pentingnya perusahaan
memiliki rencana bisnis, di mana rencana bisnis yang dimiliki perusahaan akan
mencerminkan antisipasi tanggapan yang akan diberikan oleh perusahaan terhadap
konstelasi lingkungan bisnis yang senantiasa berubah. Pada era tahun 1980-an,
usaha Warung Telekomunikasi (Wartel) merupakan usaha dengan tingkat pertumbuhan
penjualan yang tinggi, serta memiliki keuntungan usaha yang menarik. Tetapi,
dengan meluasnya pemasangan jaringan telepon rumah yang dilakukan oleh PT
Telkom, serta dengan semakin meningkatnya penggunaan telepon seluler
(handphone), maka usaha Wartel saat ini sudah tidak menarik lagi.
Demikian
juga dengan warung-warung tradisional di daerah perkotaan yang menjual barang
kebutuhan sehari-hari, semakin tertatih-tatih menghadapi persaingan keras dari
toko ritel modern, seperti Alfamart (jaringan toko ritel milik grup perusahaan
Sampoerna), Indomaret, Yomart (jaringan toko ritel milik kelompok usaha Yogya)
– yang semakin luas jaringannya terutama setelah pembukaan toko ritel modern
tersebut dapat dilakukan dengan cara waralaba (franchising). Meluasnya jaringan
toko ritel modern, selain didorong oleh kekuatan modal, juga memiliki korelasi
positif dengan perubahan selera konsumen perkotaan dan daerah suburban yang
menuntut pelayanan lebih baik pada saat mereka berbelanja. Toko ritel modern
mampu memberikan kenyamanan suasana berbelanja yang lebih baik dibandingkan
dengan toko ritel tradisional karena toko tersebut menjual lini produk yang
lebih banyak, menggunakan pendingin ruangan, pemajangan produk yang menarik,
tingkat penerangan lampu (illumination) yang baik, serta adanya kepastian harga
jual. Apakah prediksi perkembangan lingkungan bisnis yang dituangkan dalam
rencana bisnis senantiasa sesuai dengan perubahan lingkungan perusahaan yang
terjadi sesungguhnya? Jawabannya tentu saja tidak. Tetapi, sebagaimana pepatah
bijaksana yang disampaikan oleh John Maynard Keynes (Aczel, 1999), "It is
better to be roughly right than precisely wrong", seperti itu pulalah nilai
rencana bisnis bagi sebuah perusahaan. Lalu apa yang dimaksud dengan rencana
bisnis (business plan) itu sendiri?
Beberapa pengertian tentang business plan
diungkapkan antara lain menurut:
1.
Hisrich dan Peters (1995:113) yang mengatakan bahwa: The business plan is a written document prepared by the entrepreneur
that describe all the relevant external and internal elements involved in
starting a new venture;
2. Max Coulthard, Andrea Howell, dan Geoff Clarke (1999:3): Business plan is a detailed study of the
organization’s activities, which highlights where the organization has been,
where it is owe and where it might get to in the future, and incorporates an
action program to achieve these results.” (M. Coulthard, A. Howell, G. Clarke).
3. Robbins dan Coulter (2003:252): Rencana bisnis merupakan
dokumen tertulis yang menjelaskan rencana perusahaan/pengusaha untuk
memanfaatkan peluang-peluang usaha perencanaan
dan Pengembangan Bisnis (business
opportunities) yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan.
4. Michael Miller (2002) mendefinisikan bahwa: Rencana bisnis
merupakan arahan keberlangsungan aktivitas perusahaan, yang meliputi deskripsi
tujuan dan cara pencapaiannya. 5. Brian R. Ford dkk (2007) mendefinisikan:
Business plan adalah suatu dokumen yang dirancang untuk merencanakan jalannya
perusahaan dalam periode tertentu. Oleh karena business plan merupakan dokumen
hibrid –bagian proyeksi pragmatis dan bagian alat penjualan– maka isi dan cara
mempresentasikannya harus selaras. Informasi harus akurat dan punya optimistisme,
serta penuh gairah. Meskipun risiko bisnis juga harus disampaikan, tetapi tidak
harus dikupas hingga mendalam.
Kedudukan
rencana bisnis (business plan) dalam kaitannya dengan manajemen strategis
(strategic management) yang dikembangkan perusahaan, dapat ditinjau dari
beberapa sudut pandang, yaitu kedudukan rencana bisnis dilihat dari:
1. struktur organisasi dan skala usaha
perusahaan, dan
2. jenis perencanaan yang dibuat perusahaan.
Pada perusahaan berbentuk korporasi, yang menjadi perumus strategi perusahaan
adalah para pemimpin perusahaan yang ada di jenjang manajemen puncak, seperti
direksi perusahaan dan para kepala divisi (general manager). Penyusunan
strategi perusahaan dapat melibatkan tokoh kunci (key person) dari berbagai
jenjang organisasi yang diperlukan untuk memberikan masukan mengenai berbagai
rencana yang akan diberlakukan pada jenjang manajemen yang lebih rendah.
Sebelum melakukan pengembangan usaha hendaknya dilakukan suatu kajian yang
cukup mendalam dan komprehensif untuk mengetahui apakah usaha yang akan
dilakukan itu layak atau tidak layak. Sebelum membahas tentang rencana bisnis
ada yang patut dipertanyakan, "Mengapa harus mengembangkan usaha?"
Mengembangkan suatu usaha merupakan jawaban dari analisis yang sifatnya
strategis yang diputuskan oleh manajemen tingkat atas. Mengembangkan usaha
caranya adalah bermacam-macam, misalnya: membuat perusahaan baru, yang dikenal
secara umum sebagai anak perusahaan, atau secara akademis sebagai SBU
(Strategic Business Unit), di mana produk baru yang akan dibuat berada di bawah
perusahaan yang baru ini; membuat
produk baru, tetapi tidak dengan membuat perusahaan baru.
Secara
ringkas, analisis untuk menentukan keputusan strategis di atas dapat dilihat
pada paparan di bawah ini. Pengelompokan strategi perusahaan dapat dilihat dari
tingkatan tugasnya. Strategi-strategi yang dimaksud adalah: strategi generik
(generic strategy) yang akan dijabarkan menjadi strategi utama/induk (grand
strategy). Setelah strategi induk ditetapkan, maka selanjutnya akan
ditindaklanjuti dengan penentuan strategi pada tingkat fungsionalnya. 1.
Strategi Generik Dalam pengkajian suatu strategi perusahaan, perlu diketahui
bahwa bentuk strategi akan berbeda-beda antarindustri, antarperusahaan, dan
bahkan antarsituasi yang berbeda. Namun, ada sejumlah strategi yang sudah
banyak diketahui di mana strategi-strategi ini dapat diterapkan pada berbagai
bentuk industri dan ukuran perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan
dalam satu nama, yaitu strategi generik. Strategi generik merupakan istilah
dari Porter yang maksudnya adalah suatu pendekatan strategi perusahaan untuk
mengungguli pesaing dalam industri sejenis. Dalam praktik, setelah perusahaan
mengetahui strategi generiknya, implementasinya akan ditindaklanjuti dengan penentuan
strategi yang lebih operasional. Untuk keperluan modul ini, akan dipaparkan
salah satu model strategi yang diambil dari Wheelen dan Hunger. Menurut mereka,
pada prinsipnya strategi generik dibagi atas tiga macam, yaitu strategi
stabilitas (stability), ekspansi (expansion), dan penciutan (retrenchment).
Penjelasan
ringkasnya dijelaskan berikut ini:
a. Strategi Stabilitas (Stability) Pada
prinsipnya, strategi ini menekankan pada tidak bertambahnya produk, pasar, dan
fungsi-fungsi perusahaan karena sedang dalam usaha meningkatkan efisiensi di
segala bidang dalam rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan. Strategi ini
risikonya relatif rendah dan biasanya dilakukan untuk produk yang tengah berada
pada posisi kedewasaan.
b. Strategi Ekspansi (Expansion) Pada
prinsipnya, strategi ini menekankan pada penambahan/perluasan produk, pasar dan
fungsi dalam perusahaan sehingga aktivitas perusahaan meningkat. Selain adanya
keinginan meraih keuntungan yang lebih besar, strategi ini juga mengandung
risiko kegagalan cukup besar.
c. Strategi
Penciutan (Retrenchment) Pada prinsipnya strategi ini dimaksudkan untuk
mengurangi produk yang dihasilkan atau mengurangi pasar maupun fungsi-fungsi
dalam perusahaan yang mempunyai cash-flow negatif dan strategi ini biasanya diterapkan
pada suatu bisnis yang berada pada tahap menurun. Penciutan ini dapat terjadi
karena sumber daya yang perlu diciutkan itu lebih baik dikerahkan untuk usaha
yang sedang berkembang. Jika perlu, kombinasi tiga strategi generik di atas
dapat juga diimplementasikan oleh perusahaan.
Strategi Utama/lnduk Strategi Utama (grand
strategies) atau strategi induk merupakan strategi yang lebih operasional
karena merupakan tindak lanjut dari strategi generik. Penjabaran strategi
generik menjadi strategi utama yang didasarkan pada pendekatan dari
Wheelen-Hunger dipaparkan berikut ini.
Kaitan antara strategi generik dan strategi
induk versi Wheelen Hunger dapat dilihat melalui tabel berikut ini. Strategi
Generik Strategi Utama Pertumbuhan (Growth)
a.
Strategi Pertumbuhan Konsentrasi: - Horizontal - Vertikal
b.
Strategi Pertumbuhan Diversifikasi: - Terpusat - Konglomerasi Stabilitas
(Stability)
-.
Strategi Istirahat (Pause Strategy)
-.
Strategi Terus dengan Hati-hati (Proceed with Caution Strategy)
-.
Strategi Tanpa Perubahan (No Change Strategy)
-.
Strategi Laba (Profit Strategy) Penciutan (Retrenchment)
Strategi Pertumbuhan (Growth) Strategi generik
pertumbuhan ini memiliki dua jenis strategi utama. Setiap jenis strategi
utamanya masing-masing terdiri atas dua macam.
Paparannya
adalah sebagai berikut.
1.
Strategi Pertumbuhan Konsentrasi Merupakan
strategi di mana perusahaan berkonsentrasi dan bertumbuh kembang pada semua
atau hampir semua sumber daya yang sejenis. Strategi ini terdiri atas
2.
2 cara, yaitu:
a. Horizontal. Dari sisi internal hendaknya segmen pasar diperluas untuk
mengurangi potensi persaingan, agar skala ekonomi menjadi lebih besar. Dari
sisi eksternal, perusahaan dapat melakukan akuisisi atau joint-venture dengan
perusahaan lain pada industri yang sama. b. Vertikal Strategi ini dapat
dilakukan dengan cara mengambil alih fungsi yang sebelumnya disediakan oleh
pemasok (backward integration) atau distributor (forward integration). Dengan
kata lain bahwa terdapat satu atau lebih bisnis yang selama ini disediakan oleh
perusahaan lain. Kedua strategi itu dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan internal dan eksternal. Pendekatan internal dilakukan dengan cara
mengembangkan anak perusahaan yang baru yang dapat memasok bahan baku dan bahan
setengah jadi untuk kebutuhan produk maupun jasa. Pendekatan eksternal adalah
dengan cara membeli perusahaan baru baik dengan cara akuisisi, merger, ataupun
joint-venture yang tujuannya adalah untuk memasok kebutuhan barang untuk bisnis
pelanggan mereka.
Strategi Pertumbuhan Diversifikasi
Strategi ini menuntut perusahaan tumbuh dengan cara menambahkan produk atau
divisi yang berbeda dari yang telah ada. Strategi ini terdiri dari beberapa
cara, yaitu terpusat (konsentrasi) atau konglomerasi baik secara internal
maupun eksternal. Jika akan dilaksanakan dengan cara internal maka dapat
dilakukan pengembangan produk baru, tetapi jika dilakukan dengan cara
eksternal, dapat digunakan akuisisi. Sasaran pertumbuhan produk antara lain
adalah untuk menjaga pangsa pasar, mengurangi persaingan, menekan biaya dan
meningkatkan keuntungan. Strategi pertumbuhan ini di bagi atas 2 cara, yaitu:
1. Perencanaan
dan Pengembangan Bisnis , terpusat
Melakukan penambahan produk atau divisi yang sudah ada pada perusahaan sebelumnya,
yang dilakukan dengan cara yang masih sama dengan produk atau jasa yang sudah
ada. Dimana Konglomerasi
Melakukan penambahan produk atau divisi yang tidak ada hubungannya dengan lini
produk atau jasa yang telah dimiliki sebelumnya. Strategi Stabilitas Strategi generik
stabilitas adalah strategi yang paling sesuai bagi perusahaan yang berhasil
pada industri dengan daya tarik industri yang medium.
2.
Ada empat bentuk strategi utamanya, yaitu: 1) Strategi
Istirahat (Pause Strategy) Strategi ini tepat dilakukan sebagai strategi
sementara untuk memungkinkan perusahaan mengkonsolidasikan sumber daya yang ada
setelah menghadapi pertumbuhan cepat. 2) Strategi Waspada (Proceed with Caution
Strategy) Perusahaan tetap menjalankan usahanya dengan hati-hati karena
berubahnya faktor-faktor penting lingkungan eksternal, seperti peraturan dari
pemerintah. 3) Strategi Tanpa Perubahan (No Change Strategy) Pada strategi ini
perusahaan tidak perlu melakukan perubahanperubahan yang berarti. Di sini
perusahaan tetap melakukan usahausaha yang sedang dijalankan, dan hanya
melakukan sedikit penyesuaian inflasi dalam penjualan dan laba. 4) Strategi
Mengambil Untung (Profit Strategy) Strategi ini lebih mengutamakan keuntungan
saat ini, walaupun berisiko besar mengorbankan pertumbuhan masa depan.
Hasilnya, adalah sering kali sukses dalam jangka pendek, namun kemudian
mengalami stagnasi dalam jangka panjang. c. Strategi Penciutan (Retrenchment)
Strategi generik penciutan adalah penghematan atau penciutan di saat suatu perusahaan
mempunyai posisi persaingan yang lemah dibandingkan dengan daya tarik
industrinya. Sesungguhnya strategi ini tidak banyak dipakai oleh perusahaan
karena seolah-olah menunjukkan adanya
kegagalan. Ada empat bentuk strategi utama untuk strategi generik ini, yaitu:
1) Strategi Turnaround Strategi ini dianjurkan digunakan pada saat kemenarikan
industrinya tinggi, namun timbul sedikit masalah yang belum bisa dikatakan
sebagai masalah kritis. Strategi ini menekankan pada upaya perbaikan efisiensi
operasional, antara lain pertama, yaitu upaya yang bersifat mengurangi ukuran
biaya perusahaan. Umumnya berupa pengurangan karyawan dan pengeluaran untuk
hal-hal yang kurang perlu. Kedua, yaitu pengembangan program untuk menstabilkan
perusahaan yang sudah dirampingkan. 2) Strategi Captive Company Pada strategi
ini beberapa aktivitas dari bagian tertentu dikurangi, kemudian diusahakan
membuat fungsi-fungsi lain yang lebih menarik, agar ada perusahaan lain yang
ingin membeli. 3) Strategi Sell-Out/Divestment Jika perusahaan tidak lagi mampu
melakukan strategi Captive Company, perusahaan terpaksa harus dijual dan
tinggalkanlah bisnis seperti ini, asalkan saham-saham perusahaan yang akan
dijual tidak jatuh sehingga tidak merugikan para pemegang saham. Jika perusahaan
memiliki banyak bidang usaha, dan jika divisi yang merugikan tersebut
dihapuskan, ini disebut sebagai divestasi (divestment). 4) Strategi Bankruptcy
Strategi ini dilaksanakan untuk perusahaan yang memiliki multi bisnis dengan
kesulitan-kesulitan yang masih dapat ditelusuri. Manajemen puncak dapat
melakukan salah satu dari dua alternatif yang ada. Pertama, mencari kambing
hitam yang dapat disalahkan sebagai biang keladi munculnya masalah dari dalam.
Kedua, menghasilkan sebanyak-banyaknya uang tunai dari penjualan yang dapat
digunakan untuk mengurangi utang dan membeli waktu (bermain dengan waktu).
Srategi
Liquidation Ini adalah strategi terakhir yang dapat dilakukan oleh manajemen
yang sudah tidak memiliki masa depan lagi. Prinsipnya, lebih baik melakukan
likuidasi secepatnya daripada menunggu kebangkrutan.
“Terimakasih”
Comments
Post a Comment